peramutan jenazah part(2)

***Mengkafani / Membungkus Mayat***

1. Sebelum dikafani / dibungkus, jika mayatnya perempuan maka rambutnya supaya degelung (disanggul) dengan 3 sanggulan, yaitu : di belakang, di samping kiri di samping kanan atau pada dua tanduk dan ubun-ubunnya.

v  عَنْ اُمِّ عَطِيَّةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ ضَفَرْنَا شَعْرَ بِنْتَ رَسُوْلِ اللهr  تَعْنِى ثَلاَثَ قُرُوْنٍ ، وَقَالَ وَقِيْعٌ قَالَ سُفْيَانُ نَاصِيَتَهَا وَقَرْنَيْهَا * رواه البخارى

v… فَضَفَرْنَا شَعْرَهَا ثَلاَثَةَ قُرُوْنٍ وَأَلْقَيْنَاهَا خَلْفَهَا * رواه البخارى وابوداود 3/140

2. Sediakan kain kafan / pembungkus yang panjangnya lebih panjang dari tinggi tubuh mayat dan lebarnya cukup jika digulung untuk menutupi tubuh mayat. Jika lebar kain tidak mencukupi untuk menutupi keseluruhan tubuh mayat, maka gunakan 3 lembar kain yang lebarnya dibentangkan menumpuk.
Membungkus mayat ini yang pokok bisa rapat / tubuh mayat tertutup semua dan kain kafan / pembungkusnya tidak harus putih, tetapi lebih disenangi sunnahnya memakai kain putih.

v عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْـ : كُفِّنَ رَسُوْلُ اللهِ r فِى ثَلاَثَةِ اَثْوَابٍ بِيْضٍ سُحُوْلِيَّةٍ مِنْ كُرْسُفٍ لَيْسَ فِيْهَا قَمِيْصٌ وَلاَ عِمَامَةٌ * رواه مسلم 2/649 والترمذى

3. Buatlah tali untuk mengikat kafan / pembungkus mayat dari kain kafan sebanyak 5 helai yang sebelum kain kafan / pembungkus dibentangkan terlebih dahulu tali-tali pengikat ini diletakkan dibawahnya.

4. Letakkan mayat diatas bentangan kain kafan / pembungkus tersebut dan disedekapkan tangannya (seperti orang yang sholat) dan boleh diikat bila tangannya telah kaku.

5. Bungkuslah mayat tersebut dengan kain kafan / pembungkus dan rapihkanlah kemudian ikat kafan / pembungkusnya dengan kelima tali kafan yang semuanya telah disiapkan tadi dengan posisi ikatan, yaitu : 1) Di atas kepala 2) Di bawah telapak kaki 3) Di lutut 4 ) Di pantat / perut 5) Di siku / dada.

6. Adapun penggunaan kapas, kalau badannya masih baik tidak di beri kapas tidak apa – apa, tapi kalau badannya luka keluar cairan boleh di beri kapas secukupnya

7. Boleh diberi minyak / wangi-wangian pada kain kafan / pembungkusnya, kecuali bila mayat tersebut matinya dalam keadaan ihrom

v    بَابُ مَاجَاءَ فِى الْمِسْكِ لِلْمَيِّتِ . قَالَـ رَسُوْلُ اللهِ r  : أَطْيَبُ الطِّيْبِ الْمِسْكُ *رواه الترمذى

v  عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ  t  قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ وَاقِفٌ بِعَرَفَةَ اِذْ وَقَعَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَوَقَصَتْهُ اَوْقَالَ فَاَوْقَصَتْهُ قَالَ النَّبِىُّ   r : اغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ فِى ثَوْبَيْنِ وَلاَتُحَنِّطُوْهُ وَلاَتُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّدًا * رواه البخارى

8. Kemudian setelah selesai, masukkan jenazah ke dalam keranda / bandoso.

(Sumber : HR. Bukhori, HR. Muslim, HR. Tirmidzi, HR. Abu Dawud)


***Mensholati Mayat***

1. Letakkan jenazah membujur ke utara / kepalanya berada disebelah utara (untuk Republik Indonesia)

2. Bila mayatnya laki-laki, maka Imam Sholat berdiri lurus menghadap qiblat dan posisi berdirinya sejajar dengan kepala jenazah. 
v عَنْ اَبِى غَالِبٍ قَالَ : صَـلَّيْتُ مَعَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَلَى جَنَازَةِ رَجُلٍ فَقَامَ حِيَالَ رَأْسِهِ * رواه الترمذى 2/249
v عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ : صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِىِّ r  وَصَلَّى عَلَى اُمِّ كَعْبٍ مَاتَتْ وَهِىَ نُفَسَاءُ فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ  r  لِلصَّلاَةِ عَلَيْهَا وَسَطَهَا * رواه مسلم
3. Jika jenazahnya perempuan, maka Imam Sholat berdiri lurus menghadap qiblat dan posisi berdirinya sejajar dengan tengah-tengahnya / pusar / udel jenazah. 

4. Kalau ada jenazah laki-laki dan perempuan yang akan disholati bersama-sama, maka kedua mayat diletakkan berjajar. Jenazah laki-laki diletakkan lebih dekat dengan imam sholat, sedangkan jenazah perempuannya diletakkan dekat dengan qiblat. Imam Sholat berdiri lurus menghadap qiblat dan posisi berdirinya di depan kepala jenazah laki-laki dan di tengah / pusar udelnya jenazah perempuan. 

5. Sholat jenazah dilaksanakan dengan berdiri tanpa ruku’ dan sujud, hanya takbir sebanyak 4 kali takbiran, yaitu :
a. Takbir I : Membaca Fatihatul Kitab tanpa membaca do’a iftitah.
b. Takbir II : Membaca sholawat Nabi SAW ( boleh dibaca yang panjang atau yang pendek ) :
c. Takbir III : Membacakan do’a bagi jenazah : 
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا منْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّة وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
 { رواه مسلم كتاب الجنائز}
d. Takbir IV : Membaca salam ( ke arah kanan dan kiri / kearah kanan saja )

Catatan :
a. Sholat Ghoib prakteknya juga sama dengan Sholat Jenazah diatas.
b. Sholat Jenazah di kuburan, prakteknya juga sama dengan Sholat Jenazah diatas.
c. Waktu membaca takbir dalam Sholat Jenazah disertai dengan mengangkat kedua tangan / seperti sholat-sholat yang lain.

( Sumber : HR.Bukhori , HR.Muslim , HR.Nasai , HR. Abu Dawud , HR. Tirmidzi )