Curhatan Anak Mesjid Puri Idaman

Catatan ini terinsipirasi dari curhatan anak-anak mesjid puri idaman termasuk Admin hehe, dan beberapa pengalaman cinta MT setempat bahkan mungkin catatan ini juga mewakili isi hati pemuda/i puri yang tidak bisa menyampaikan serpihan-serpihan rasa yang ada dalam hati..

Assalamu'alaikum wahai engkau yang nan jauh disana
Sudah lama saya memendam rasa ini, rasa yang ingin segera aku selesaikan tanpa mengorbankan perasaanmu dan perasaan ku. Seperti yang kamu ketahui saya selalu berusaha menjauh darimu dan selalu berusaha tidak acuh padamu tapi,  ketika saya ada didepanmu saya tetap bersikap biasa  walau terkadang perlu usaha juga untuk menarik perhatianmu..(curi-curi pandang). Hehe.
Apakah kamu tahu wahai engkau yang sudah melumpuhkan hatiku, saya tidak habis pikir begitu mudahnya saya mengatakan ''cinta'' pada orang yang tidak ku cintai tapi entah mengapa pada dirimu lisan ini seolah terkunci. Saya merasa beruntung untuk tidak mengatakan cinta padamu karena tidak ada cinta yang halal sebelum waktunya. Walaupun sakit ketika mengetahui diriku bukanlah mereka yang kamu cintai walaupun ini hanya sebagian dari prasangka ku. Jujur saya hanya beralasan, saya takut kamu hanya 'illah' buat diriku. Karena itu saya selalu mencoba mengurung jauh rasa ini dalam relung hatiku agar tidak terjadi gejolak dan tolakan-tolakan yang membuatku semakin tidak mengerti. 

Hati ini memang sakit ketika mendengarkan kamu berbicara tentang dia dan tak ada saya dalam kamus cintamu dan itu sangat perih. Namun semua itu bisa diobati saat kamu tersenyum manis padaku seperti kata Bruno Mars "And when you smile, the whole world stops and stares for a while #gombal dikit bolehlah hehe. 

Wahai engkau tetangga sebelah yang sudah melumpuhkan hatiku jika saya boleh berdoa saya ingin Dia membalikkan waktu agar mengedit saat pertemuan kita sehingga tidak ada tatapan pertama itu yang selalu membuat hati ini mengingatmu. Jujur saya jarang memandang wanita namun, satu pandangan matamu sudah mampu meluluhkanku bahkan melumpuhkan hati ini.

Sudah banyak lembaran kutelusuri juga teman yang selalu aku mintai pendapat tapi tidak ada yang bisa memecahkannya dan akhirnya saya menemukan titik terang dari permasalahanku ini yaitu saya sendiri yang harus mengakhiri dan berani membuka tabir lisan ini untuk menutup semua prasangka terhadap dirimu dirinya dan diriku. Namun, di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat moment yang indah yang sudah ditentukan itu..  (andai itu bukan suatu fatarmogana).

Wahai engkau yang sudah melumpuhkan hatiku, bagimu mungkin saya bukanlah pejantan tangguh yang siap segera menikah denganmu. Masih banyak hal lain yang harus saya kelola dan menatanya kembali. Kamu yang sudah menolak dengan halus diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sesungguhnya saya tidak ingin menangung beban ini yang berujung pada tidak kebarokahan jika kelak hati(niat) ini tidak kutata. Dan saya juga tidak ingin BERPACARAN dengan dirimu.

Wahai kamu yang sudah melemahkanku, mungkin saat ini hatiku milikmu tapi saya tidak akan memberikan detik-detik yang berharga ini karena saya bertekad saat indah ku hanya saya berikan pada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang sudah menghipnotis diriku tolong bantu aku untuk meraih bidadari bila dia bukanlah dirimu.

Tahukah kamu jika saja perasaanku mengalahkan logikaku, tuhan mungkin tidak menganugerahkan aku dengan setitik malu ini, tentu aku meminangmu bukan sebagai istirku namun sebagai kekasih(pacar). Andai rasa malu itu tidak ada tentu saja saya tidak akan menjauh dari dirimu. Terkadang saya bingung dengan semua ini apakah menjaga jarak ini merupakan jalan terbaik yang berarti harus mengorbankan iman dan  maluku hanya demi kesenangan sesaat itu..

Hanya satu pintaku maukah kamu menungguku hingga saya siap dan tegak meminang dirimu dan kamu pun siap dengan pinanganku???!!
kadang terlintas dipikiranku semua ini akan berlalu dan saya sangat merasakan kalau saat-saat ini pun akan segera beralalu, jujur ada ketakutan dalam diriku ketika ditempat yang baru nanti saya melupakanmu... saya takut tidak akan menemukan dirimu diantara mereka-mereka yang lain.

Untuk CahAyu ijinkan saya menutup surat ini dan biarkanlah waktu yang menjawab semuanya seperti kata orang biarlah indah pada waktunya.. karena saya yakin jodoh itu tidak akan tertukar dengan tulang rusuknya. Mungkin nanti disaat dimana kamu telah meminang cucumu dan saya juga, mungkin kita akan akan saling tersenyum bersama saat mengingat kisah tragis ini jiahh tragis sperti di film Layla majnun aja nih.. hehe Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut mahligai  sebuah pernikahan  kita akan tersenyum betapa akhirnya kita berbuka setelah sekian lama menahan perih rindu yang mengguncang..

Wahai kamu yang disana mintalah pada Allah akhir yang terbaik buat kisah kita. Berdoalah agar iman yang tipis ini mampu bertahan, dan berdoalah agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya..

Wahai engkau yang sekarang aku cintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah Dosa.,
Wassalam
                                                                                                   
NB:: CahAyu. satu panggilan yang sangat mesra, sangat menghargai,dan sangat menyanjung untuk seorang Wanita yang sangat di cintai.